PEMANFAATAN SERBUK KAYU ULIN SEBAGAI BAHAN TAMBAH TERHADAP KUAT TEKAN BATAKO TUGAS AKHIR

Main Article Content

AGNES YOLANDA SINAGA

Abstract

Pemanfaatan limbah serbuk kayu dalam pembuatan batako memanfaatkan
serbuk kayu untuk bahan bangunan yang ramah lingkungan. Limbah serbuk kayu
atau penggergajian ini digunakan tujuan penelitian untuk mendapatkan nilai kuat
tekan. Batako dibagi atas dua jenis yaitu batako berlubang dan batako yang tidak
berlubang.
Pengujian yang akan dibuat adalah jenis batako pejal berukuran 35 cm x 15
cm x 7,5 cm. Benda uji yang akan dilakukan dengan bahan campuran serbuk kayu
adalah sebanyak 18 buah benda uji. Pengujian menggunakan variasi yang berbeda
yaitu 0%, 15%, 25%, dan 30%. Dalam pengujian dan penelitian batako meliputi
pengujian kuat tekan yang dilakukan pada umur 14 dan 28 hari.
Dari hasil pengujian diperoleh nilai kuat tekan pada usia 14 hari yaitu
23,710 kg/cm² dan 22,090 kg/cm² untuk benda uji OA, K15A. Pengujian kuat
tekan pada usia 28 hari sebesar 13,990 kg/cm², 17,810 kg/cm², 13,990 kg/cm² dan
14,630 kg/cm untuk benda uji OB, K15B, K25B, K30B. Dari hasil uji umur 28
hari kuat tekan optimal dicapai dengan bahan tambah serbuk kayu 15% yaitu
17,81 kg/cm².


 Downloads Statistics

Download data is not yet available.

Article Details

 How to Cite
[1]
A. Y. SINAGA, “PEMANFAATAN SERBUK KAYU ULIN SEBAGAI BAHAN TAMBAH TERHADAP KUAT TEKAN BATAKO ”, JUTATEKS, vol. 2, no. 1, pp. 6 - 10, Jul. 2019.
 Section
Articles

References

Wijadmoko, Amd. (2017). Pengaruh variasi jumlah jumlah linting kawat galvanis terhadap kuat tekan dan lentur beton serat

ASTM C496-96. Standart Test Method for Splitting Tensile Strength of Cylindrical Concrete Specimens, ASTM Internasional, USA..

_, 1990. Pemeriksaan Gradasi Agregat, SNI 03-1968, Badan Standar Nasional Indonesia, Jakarta.

_, 1990. Pemeriksaan Kadar Air Agregat, SNI 03-1971, Badan Standar Nasional Indonesia, Jakarta.

_, 1991. Bata beton untuk pasangan dinding, SNI 03-0349-1989, Badan Standar Nasional Indonesia, Jakarta.

_, 1991. Agregat halus untuk Bahan Bangunan,SK SNI S-04-1998-F, Badan Standar Nasional Indonesia, Jakarta.

_, 1996. Pengujian Kadar Lumpur Agregat, SNI-4141, Badan Standar Nasional Indonesia, Jakarta.

Nuryanto, Erniwati,Abdul Hapid. 2017. Karakteristik batako dari campuran semen dan serbuk kayu palapi. Sulawesi Tengah: Warta Rimba Vol. 5, No1

Departemen Pekerjaan Umum. 1982. Peraturan Umum untuk Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI 1982), Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung.

Mulyono, Tri. 2004. Teknologi Beton. Edisi Kedua. Yogyakarta: ANDI

Isnarno. 2007. Pemanfaatan Limbah Serbuk Gergaji Sebagai Bahan Campuran Pembuatan Batako. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Hermanto.dkk. (2014). batako.

Aditya, W. (2006). sifat batako. kekurangan batako.

Koesmartadi, F. H. (1999). batako. keuntungan pemasangan batako dibandingkan dengan batu bata.

Martawijaya. (1989). Batako dengan bahan tambah serbuk kayu ulin. penambahan serbuk kayu ulin menghasilkan batako yang kuat . 39

Wisnuwijanarko. (2008). jenis batako. batako berlubang dan batako tidak berlubang.

Zurmalin, A. (2011). Komposisi kimia kayu ulin. kayu ulin .

SNI, 03-1969-1990. (1990). Tata Cara Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional BSN.

SNI, 03-1971-1990. (1990). Tata Cara Pengujian Kadar Air Agregat. Jakarta:Badan Standardisasi Nasional BSN.